Thian Ran Ku Fo
Thien Jan Ku Fo adalah Patriat ke-18 di Ufuk Timur. Salah satu
Patriat kedua di pancaran putih, bermarga Cang, bernama (atas) Kui
(bawah) Sheng, alias Kuang Pi (gelar dalam wadah Ketuhanan adalah Thien
Jen). Se Cun (Bapak Guru Agung) dilahirkan di propinsi San Tong, kota Ci
Ning, merupakan titisan Buddha hidup Ci Kong. Turun ke dunia fana pada
tahun 1889, bulan 7 tanggal 19. Saat itu, bertepatan dengan terbakarnya
Tian Tan (tempat raja bersembahyang pada zaman dahulu) di Beijing dan
air sungai Huang He (sungai kuning) tiba-tiba menjadi jernih. Sejak
dilahirkan, Se Cun mempunyai wajah yang berbeda, dahi yang rata dan
kepala yang persegi empat, kedua mata bersinar, pandai dan jujur.
Ayahnya bernama Yi Er Kong, ibunya bermarga Chiao, merupakan keluarga
kecil yang harmonis.
Tahun 1915 (kalender Ming Kuo tahun ke-4), Se Cun bertemu Chu Lao Se
se-hingga mengetahui akan Tao (hakekat kebenaran), memohon Tao, membina
diri, melaksanakan Tao, juga mengikuti Chu Lao Se membuka ladang Tao
melaksanakan Tao. Dalam beberapa tahun, Se Cun telah melintaskan 64
orang untuk memohon Tao. Waktu itu, ketentuan dari Kakek Guru Lu adalah
harus melintasi 100 orang baru bisa meng-angkat arwah orang tua satu
tahap. Namun berkat ketulusan hati dan rasa berbakti Se Cun kepada orang
tua Beliau, maka Kakek Guru Lu memohon petunjuk dari Lao Mu (Ibunda
Suci), “Mulai dari orang ini, asalkan bisa melintasi 64 orang, maka jasa
pahalanya ditambah satu tingkat”. Dan sejak hari itu, bagi pembina diri
yang tulus, asalkan telah melintaskan 64 orang bisa mengangkat arwah
orang tuanya satu tingkat.
Pada tahun Ming Kuo ke-9 (tahun 1920), Chu Lao Se meninggal dunia,
maka Se Cun lantas mendampingi Kakek Guru Lu terjun sendiri melintaskan
umat. Mulai saat itu, Tao berkembang pesat. Se Cun menjadi salah satu
dari delapan murid besar dari Kakek Guru Lu. Pada tahun Ming Kuo ke-14
(tahun 1925), Lu Cu mencapai kesempurnaan dan Lao Mu memberi petunjuk,
“Firman Tuhan diwakilkan kepada adik perempuan dari Kakek Guru Lu
(bermarga Lu (atas) Cong (bawah) Cie, merupakan titisan dari Nan Hai Ku
Fo).” Selama 12 tahun, Se Cun menaati tata karma, menuruti perintah Lao
Mu, menghormati Guru dan memen-tingkan Tao.
Tahun 1930 (tahun Ming Kuo ke-19), berdasarkan petunjuk Lao Mu, Se
Cun dan Se Mu bersama-sama menerima Firman Tuhan dan meneruskan silsilah
Tao, melintaskan umat tiga alam, menyempurnakan urusan besar di akhir
zaman ini. Se Cun menerima Firman Tuhan, menahan penghinaan, dan dengan
sabar mengemban tanggung jawab yang berat. Saat itu, di mana-mana Para
Suci meminjam raga menampilkan kesaksian untuk membantu Tao, membuktikan
kemuliaan Firman Tuhan dari Guru Penerang Sejati.
Pada tahun Ming Kuo ke-25 (tahun 1936), Se Cun mendapat ujian dari
pemerintah, Beliau ditangkap dan dikurung selama 300 hari. Inilah yang
disebut “Cin Ling Wu Lao Lu”. (Emas murni melalui tempaan sebanyak 5
kali di atas tungku panas). Sejak hari itu, wadah Ketuhanan terus
berkembang pesat. Pada tahun Ming Kuo ke-35 (tahun 1946), wadah
Ketuhanan telah tersebar luas ke seluruh daratan Tiongkok. Pada tahun
Ming Kuo ke-36 (tahun 1947), Se Cun mengunjungi propinsi Se Chu-an, kota
Cheng Tu. Pada bulan delapan, Beliau datang ke Wang Cia Thang dan
tiba-tiba melihat ada sejenis buah yang aneh jatuh ke tanah. Wajah
Beliau menjadi kaget dan sedih. Sejak hari itu, penyakit Se Cun semakin
hari semakin memburuk. Maka pada malam Cong Chiu, Guru Pene-rang pada
zaman itu telah mencapai kesempurnaan, tutup usia pada umur 59 tahun.
Lima hari setelah mencapai kesempurnaan (bulan 8 tanggal 20), dengan
memohon petunjuk Lao Mu, roh Se Cun meminjam raga. Beliau dengan welas
asih memberi petunjuk, “Kuburan dibangun di pinggir Danau Si Hu,
berdekatan dengan Yi Cia Thang, membelakangi Gunung Nan Phing, menghadap
Tong Shan. Ada burung Feng Huang, di sebelah kiri ada Danau Si Hu, di
sebelah kanan ada Gunung Yi Wan Shan.” Setelah mencapai kesempurnaan,
Lao Mu memberi Beliau gelar “Thien Jan Ku Fo”
No comments:
Post a Comment