Saturday 1 June 2013

Patriat 18 Thian Ran Ku Fo




Thian Ran Ku Fo


Thien Jan Ku Fo adalah Patriat ke-18 di Ufuk Timur. Salah satu Patriat kedua di pancaran  putih, bermarga Cang, bernama (atas) Kui (bawah) Sheng, alias Kuang Pi (gelar dalam wadah Ketuhanan adalah Thien Jen). Se Cun (Bapak Guru Agung) dilahirkan di propinsi San Tong, kota Ci Ning, merupakan titisan Buddha hidup Ci Kong. Turun ke dunia fana pada tahun 1889, bulan 7 tanggal 19. Saat itu, bertepatan dengan terbakarnya Tian Tan (tempat raja bersembahyang pada zaman dahulu) di Beijing dan air sungai Huang He (sungai kuning) tiba-tiba menjadi jernih. Sejak dilahirkan, Se Cun mempunyai wajah yang berbeda, dahi yang rata dan kepala yang persegi empat, kedua mata bersinar, pandai dan jujur. Ayahnya bernama Yi Er Kong, ibunya bermarga Chiao, merupakan keluarga kecil yang harmonis.
Tahun 1915 (kalender Ming Kuo tahun ke-4), Se Cun bertemu Chu Lao Se se-hingga mengetahui akan Tao (hakekat kebenaran), memohon Tao, membina diri, melaksanakan Tao, juga mengikuti Chu Lao Se membuka ladang Tao melaksanakan Tao. Dalam beberapa tahun, Se  Cun telah melintaskan 64 orang untuk memohon Tao. Waktu itu, ketentuan dari Kakek Guru Lu adalah harus melintasi 100 orang baru bisa meng-angkat arwah orang tua satu tahap. Namun berkat ketulusan hati dan rasa berbakti Se Cun kepada orang tua Beliau, maka Kakek Guru Lu memohon petunjuk dari Lao Mu (Ibunda Suci), “Mulai dari orang ini, asalkan bisa melintasi 64 orang, maka jasa pahalanya ditambah satu tingkat”. Dan sejak hari itu, bagi pembina diri yang tulus, asalkan telah melintaskan 64 orang bisa mengangkat arwah orang tuanya satu tingkat.

Pada tahun Ming Kuo ke-9 (tahun 1920), Chu Lao Se meninggal dunia, maka Se Cun lantas mendampingi Kakek Guru Lu terjun sendiri melintaskan umat. Mulai saat itu, Tao berkembang pesat. Se Cun menjadi salah satu dari delapan murid besar dari Kakek Guru Lu. Pada tahun Ming Kuo ke-14 (tahun 1925), Lu Cu mencapai kesempurnaan dan Lao Mu memberi petunjuk, “Firman Tuhan diwakilkan kepada adik perempuan dari Kakek Guru Lu (bermarga Lu (atas) Cong (bawah) Cie, merupakan titisan dari Nan Hai Ku Fo).” Selama 12 tahun, Se Cun menaati tata karma, menuruti perintah Lao Mu, menghormati Guru dan memen-tingkan Tao.

Tahun 1930 (tahun Ming Kuo ke-19), berdasarkan petunjuk Lao Mu, Se Cun dan Se Mu bersama-sama menerima Firman Tuhan dan meneruskan silsilah Tao, melintaskan umat tiga alam,  menyempurnakan urusan besar di akhir zaman ini. Se Cun menerima Firman Tuhan, menahan penghinaan, dan dengan sabar mengemban tanggung jawab yang berat. Saat itu, di mana-mana Para Suci meminjam raga menampilkan kesaksian untuk membantu Tao, membuktikan kemuliaan Firman Tuhan dari Guru Penerang Sejati.

Pada tahun Ming Kuo ke-25 (tahun 1936), Se Cun mendapat ujian dari pemerintah, Beliau ditangkap dan dikurung selama 300 hari. Inilah yang disebut “Cin Ling Wu Lao Lu”. (Emas murni melalui tempaan sebanyak 5 kali di atas tungku panas). Sejak hari itu, wadah Ketuhanan terus berkembang pesat. Pada tahun Ming Kuo ke-35 (tahun 1946), wadah Ketuhanan telah tersebar luas ke seluruh daratan Tiongkok. Pada tahun Ming Kuo ke-36 (tahun 1947), Se Cun mengunjungi propinsi Se Chu-an, kota Cheng Tu. Pada bulan delapan, Beliau datang ke Wang Cia Thang dan tiba-tiba melihat ada sejenis buah yang aneh jatuh ke tanah. Wajah Beliau menjadi kaget dan sedih. Sejak hari itu, penyakit Se Cun semakin hari semakin memburuk. Maka pada malam Cong Chiu, Guru Pene-rang pada zaman itu telah mencapai kesempurnaan, tutup usia pada umur 59 tahun.

Lima hari setelah mencapai kesempurnaan (bulan 8 tanggal 20), dengan memohon petunjuk Lao Mu, roh Se Cun meminjam raga. Beliau dengan welas asih memberi petunjuk, “Kuburan dibangun di pinggir Danau Si Hu, berdekatan dengan Yi Cia Thang, membelakangi Gunung Nan Phing, menghadap Tong Shan. Ada burung Feng Huang, di sebelah kiri ada Danau Si Hu, di sebelah kanan ada Gunung Yi Wan Shan.” Setelah mencapai kesempurnaan, Lao Mu memberi Beliau gelar “Thien Jan Ku Fo”

No comments:

Post a Comment